Writy.
  • Artikel
  • Berita
  • Aksi
  • Bunga Rampai
  • Pondok Damai
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Writy.
  • Artikel
  • Berita
  • Aksi
  • Bunga Rampai
  • Pondok Damai
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Writy.
Puluhan Anak Lintas Agama Belajar Hidup Damai dalam Keberagaman di Vihara Tanah Putih

Puluhan Anak Lintas Agama Belajar Hidup Damai dalam Keberagaman di Vihara Tanah Putih

Pelita Oleh Pelita
15 November 2022
di Berita, Semai, Siaran Pers
0
Share on FacebookShare on Twitter

Program Anak Semarang Damai (Semai) yang ketiga dilaksanakan dalam suasana memperingati Hari Pahlawan 2022. Sebanyak hampir 50 anak Semarang usia 10-12 tahun berkumpul di Vihara Tanah Putih, Jl. Dr. Wahidin No. 12, Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, pada hari Minggu (13/11) dari pagi sampai siang. Mereka datang dari latar belakang Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Konghucu, juga penghayat kepercayaan. Asal usul sekolahnya pun berbeda-beda.

Dokumentasi Pribadi/Pelita

Semai adalah program yang digagas khusus untuk anak usia SD yang sudah memasuki masa pra-remaja. Di tahun 2018 dan 2019, Semai sudah pernah dilaksanakan di Klenteng Tay Kak Sie dan Pura Agung Giri Natha. Kegiatan ini terhenti selama masa pandemi COVID-19.

Baca Juga

Warga Semarang Gelar Aksi Jeda untuk Iklim

Pemuka Agama/Kepercayaan dan Tokoh Masyarakat di Jawa Tengah Menyerukan Perbaikan Fundamental Pemerintahan Negara Republik Indonesia dengan Berbasis Moralitas dan Tanpa Kekerasan

“Syukurlah akhirnya Semai kembali bisa terlaksana tahun ini, dan bertepatan juga dengan momen Hari Pahlawan. Kita doakan anak-anak ini nantinya menjadi para penabur benih perdamaian dan cinta kasih,” terang Ketua IKHRAR Rayon Semarang Br. Heri Irianto, FIC. “Jangan remehkan anak-anak yang masih kecil ini. Mereka kelak akan tumbuh jadi pemimpin-pemimpin masyarakat. Itu sebabnya dari sekarang mari kita beri mereka bekal wawasan dan pengalaman hidup berdampingan dalam keberagaman,” tambahnya.

Seperti dalam program Semai terdahulu, anak-anak peserta diajak mengunjungi kelompok religius yang sering dilabeli sebagai ‘minoritas’. “Materinya mendalam, tapi cara belajarnya dibuat interaktif, seru, dan akrab. Belajar keberagamannya ganda. Di satu sisi, mereka berinteraksi dengan sesama anak dari latar belakang beragam, di sisi lain mereka belajar memahami dan menghargai tradisi religius tempat ibadah yang mereka kunjungi,” terang Ellen Nugroho, direktur eksekutif EIN Institute.

Keakraban antar anak peserta Semai #3 sudah terjalin sejak awal. Meski awalnya tidak saling kenal, setelah acara perkenalan dan main bersama, rasa asing pun mencair. Selanjutnya, mereka diajak berdiskusi dengan Bhikkhu Dhirasarano tentang sifat-sifat luhur yang diajarkan Sang Buddha, yakni metta (cinta kasih universal), karuna (welas asih), mudita (simpati) dan upekkha (keseimbangan batin). Anak-anak diminta untuk berbagi tentang ajaran sifat luhur yang ada di agama atau kepercayaan masing-masing dan cara mempraktikkannya.

Bagian paling mengharukan dari Semai #3 adalah ketika anak-anak lintas agama dan kepercayaan ini melakukan pentas kolaborasi perjalanan hidup Sang Buddha. Mereka berlatih secara spontan di tempat dan langsung memainkan empat babak fragmen, mulai dari kelahiran Pangeran Sidharta, kegelisahan yang membuatnya meninggalkan istana, pergulatannya sampai mencapai Penerangan Sempurna, dan prosesnya menyebarkan agama Buddha hingga wafat (parinibbana).

Dokumentasi Pribadi/Pelita

Setelah itu, anak-anak berkeliling vihara untuk melakukan pengamatan terhadap simbol-simbol religius agama Buddha dan memahami maknanya. Pengamatan dilanjutkan ke dalam ruang ibadah di vihara, yakni Dhammasala. Di sana, anak-anak yang beragama Buddha memperagakan kepada kawan-kawannya tata cara beribadah agama Buddha.

Saat sesi penutupan, Bhikkhu Dhirasarano berpesan kepada para peserta Semai #3 agar terus menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati di tengah perbedaan. “Berbeda tidak harus jadi alasan untuk bertengkar ya. Justru kalau berjumpa dengan teman yang berbeda, kalian mendapat kesempatan untuk melatih sikap luhur cinta kasih,” tuturnya.

Semai #3 diselenggarakan oleh EIN Institute, Ikatan Karya Hidup Rohani Antar Religius (IKHRAR), dan Persaudaraan Lintas Agama (Pelita), dan didukung oleh Marimas. Koordinator Pelita Setyawan Budy menggarisbawahi betapa pentingnya warga Semarang merawat perdamaian dan kebhinnekaan, khususnya menjelang Pemilu 2024.

Dokumentasi Pribadi/Pelita

“Tahun depan suasananya sudah akan makin panas, dan politik identitas masih potensial digunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Jadi kita bersama jaga Semarang, kota kita tercinta ini, agar relasi antar umat tetap damai dan harmonis,” pesannya.

Pelita

Pelita

Terkait

Foto Warga Semarang Gelar Aksi Jeda untuk Iklim

Warga Semarang Gelar Aksi Jeda untuk Iklim

Oleh Pelita
15 November 2025
0

Semarang, 14 November 2025 – Sekitar dua ratus warga Semarang, yang didominasi oleh pelajar dan aktivis muda, berpawai di depan...

Pemuka Agama/Kepercayaan dan Tokoh Masyarakat di Jawa Tengah Menyerukan Perbaikan Fundamental Pemerintahan Negara Republik Indonesia dengan Berbasis Moralitas dan Tanpa Kekerasan

Pemuka Agama/Kepercayaan dan Tokoh Masyarakat di Jawa Tengah Menyerukan Perbaikan Fundamental Pemerintahan Negara Republik Indonesia dengan Berbasis Moralitas dan Tanpa Kekerasan

Oleh Pelita
2 September 2025
0

Di penghujung bulan Agustus 2025, saat Republik Indonesia merayakan ulang tahun ke-80, negeri kita justru mengalami kulminasi konflik antara rakyat...

Pernyataan Sikap Pelita terhadap Pelarangan Jalsah Salanah JAI oleh Pemkab Kuningan

Pernyataan Sikap Pelita terhadap Pelarangan Jalsah Salanah JAI oleh Pemkab Kuningan

Oleh Pelita
6 Desember 2024
0

Jalsah Salanah atau Temu Nasional yang akan diselenggarakan pada 6-8 Desember 2024 oleh komunitas muslim Jemaat Ahmadiyah Indoensia di Manislor,...

Pembubaran Doa Rosario Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang

Pembubaran Doa Rosario Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang

Oleh Pelita
8 Mei 2024
0

Kronologi Peristiwa Gerbang Watugong yang terdiri dari kurang lebih 50 organisasi merupakan rumah bersama dalam membangun toleransi dan melawan intoleransi...

Postingan Selanjutnya
Diskriminasi Terhadap Jemaat Ahmadiyah Indonesia

Diskriminasi Terhadap Jemaat Ahmadiyah Indonesia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Penulis
  • Kontak
  • Redaksi

© Copyright 2021 Pelita Semarang

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Artikel
  • Berita
  • Aksi
  • Bunga Rampai
  • Pondok Damai

© Copyright 2021 Pelita Semarang